Ranu Pani
Ranu Pani adalah sebuah desa yang berada tepat di lereng Gunung Semeru. Sebuah desa yang aman, makmur, tentram, dan damai. Dalam bahasa Jawa disebut desa yang gemah ripah loh jinawi, ayem tentrem kertoraharjo.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Hasil utamanya adalah kentang, brambang prey, kobis, dan kadang kala menenam wortel.
Sebagai desa ‘peninggalan para pelarian Majapait’ warga di sini kebanyakan merupakan penganut Hindu. Sebagian lagi Buddha (Jawa), Islam, dan Kristen.
Bagi para pendaki Gunung Semeru, Ranu Pani merupakan pos terakhir untuk pendakian ke Puncak Maha Meru.
Karena keindahan alam dan adanya sebuah danau vulkanik Ranu Pani dan Ranu Regulo serta keramahtamaan masyarakat Suku Tengger, Ranu Pani menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang senang berpetualang di alam terbuka.
Sekalipun desa ini berada di lereng Gunung Semeru, tidak pernah mengalami ‘bencana alam’ yang diakibatkan gejolak Gunung Semeru. Sebab, jika terjadi peningkatan aktifitas Semeru maka debu vulkanik Semeru senantiasa menyembur ke timur laut sedangkan Desa Ranu Pani berada di utaranya. Demikian juga, jika terjadi guguran lahar dingin dari Puncak Semeru selalu meluncur ke arah timur menuju Lumajang.
Ketika terjadi erupsi Gunung Bromo pada Oktober 2010 yang lalu, Desa ranu Pani hanya mendapat kiriman debu vulkanik selama 2 hari pada awal bulan Desember 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar