Jagat raya ini banyak terdapat galaksi, dan bumi kita berada pada salah satu galaksi tersebut yaitu galaksi bima sakti. Dalam galaksi bima sakti sendiri, terdapat berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang ada di dalam galaksi bima sakti. Matahari merupakan pusat tata surya kita. Matahari mempunyai sejumlah anggota diantaranya planet, asteroid, meteor dan komet yang membentuk suatu susunan yang disebut sistem tata surya.
A. Teori Terjadinya Tata Surya
Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran manusia dan sampai sekarang pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikan, terdapat beberapa ahli yang mengungkapkan teori-teori terbentuknya sistem tata surya kita, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teori Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, karena proses pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.
2. Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
3. Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Teori ini mengatakan bahwa planet-planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.
Menurut teori ini, ketika bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk sebuah planet.
4. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang bernama Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
5. Teori Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu.
Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar