PERANG DUNIA II (1939 – 1945 )
1. Lahirnya Negara – Negara Fasis
Fasisme berasal dari kata fascio dari kata fasces yang berarti seikat tongkat dan kapak. Menurut para ahli sejarah bangsa Italia, fasisme adalah fascio di combattimento, yang artinya kurang lebih “ persatuan perjuangan “. Kemudian nama Fasisme menjadi nama partai di Italia yang didirikan oleh Benito Mussolini. Fasisme adalah pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis , militeris, dan agresif imperialis. Paham fasisme hampir bersamaan dianut oleh tiga negara , yaitu Italia , Jerman dan Jepang.
a. Paham Fasisme di Jerman disebut Nazi ( Nazisme ). Nazi adalah suatu partai di bawah pimpinan Adolf Hitler. Seusai Perang Dunia I , Jerman berubah menjadi Republik yang semula adalah kerajaan. Pemimpin pertama adalah Ebert, Berkuasa antara tahun 1919 – 1925, pemimpin selanjutnya adalah Presiden Hindenburg ( 1925 – 1934 ). Dalam pemerintahan republic ini, Jerman mengalami berbagai macam kesulitan , Baik dalam keuangan ( Inflasi ) maupun kekacauan ekonomi ( Malaise ). Dalam keadaan Negara yang kacau tersebut rakyat Jerman mengharapkan orang yang kuat untuk memperbaiki keadaan. Dalam suasana yang kacau ini muncullah Adolf Hitler dengan partai Extrim yaitu NAZI.
Nazisme adalah
1). Paham yang mengutamakan kepentingan Negara diatas segala – galanya, karena itu terbentuk
negara totaliter.
2). Paham kemasyarakatan yang nasional sosialistis ( satu buat semua, semua buat satu, tetapi
hanya untuk Jerman ).
3). Untuk membentuk Negara totaliter pemerintahan harus dipimpin oleh satu pemimpin yang
bertanggung jawab atas segala – galanya artinya pemerintahan harus disusun secara Diktaktor.
Adolf Hitler selalu menekankan kepada pemuda Jerman bahwa bangsa Jerman adalah bangsa yang besar yang ditakdirkan untuk memerintah dunia ( Deucland Uber Aless ) karena bangsa Jerman adalah bangsa berdarah Arya, yang merupakan pangkal kekuatan jerman. Namun kekuatan itu sedang terbelenggu oleh kekuatan asing, yaitu bangsa Yahudi dan Komunis. Orang Yahudi sebagai penyebab semua itu harus dimusnahkan. Selanjutnya, kata Adolf Hitler untuk melepaskian diri dari penderitaan dan meluaskan ruang hidup, Jerman harus membentuk angkatan perang yang sangat kuat yang dipimpin oleh seorang Fuhrer ( pemimpin besar ).
Setelah Perang Dunia I Negara Jerman yang semula berbentuk Kerajaan berubah menjadi Republik. Akan tetapi, masa pemerintahan republic ini tidak berhasil mengatasi kekacauan ekonomi sebagai akibat Perang Dunia I, Lbih lebih lagi Jerman berada di pihak yang kalah. Dengan adanya hal tersebut , Timbullah ketidakpuasan rakyat yang menimbulkan kekacauan-kekacauan, bahkan pemberontakan- pemberontakan. Sementara itu Partai Nasionalis Jerman atau National Sozialistische Deutsche Arbeiter. ( NSDAP ) yang disingkat dengan Nazi berkembang menjadi partai yang kuat dipimpin oleh Adolf Hitler. Nazi berusaha merebut kekuasaan tetapi gagal. Hitler dipenjarakan. Dipenjara itulah Hitler menulis buku Mein Kamf ( Perjuanganku ) isinya mengenai paham – paham Nazi.
Dalam waktu singkat Partai Nazi yang dipimpin Hitler maju dengan pesat. Pada tahun 1933 Adolf Hitler diangkat menjadi Perdana Menteri ( Kanselor ) oleh Presiden Hindenburg.
Kebijaksanaan Hitler sebagai perdana menteri yaitu.
a). Jerman keluar dari LBB karena usahanya mengenai penambahan jumlah militer Jerman ditolak;
b). Membatalkan semua perjanjian internasionalnya, termasuk Perjanjian Versailles yang dianggapnya sangat
merugikan pihak Jerman;
c). Memperkuat armada militernya untuk merebut kembali sungai Rijn;
d). Membangun industrinya termasuk industri perang.
b. Fasisme di Italia
Setelah Perang Dunia Ke I, pemerintahan di Italia dipegang oleh Kaisar Victor Emmanuel III yang lemah, tidak tegas dan tidak disukai rakyatnya. Dalam keadaan sperti itu muncul golongan Ultra Nasionalis yang mendapat dukungan besar dari rakyat. Pada tahun 1919 golongan Ultra Nasionalis berhasil mendirikan Partai Fasis dibawah pimpinan Benito Mussolini. Tahun 1922 Mussolini berhasil merebut pemerintahan stelah berkuasa, Benito Mussolini menjalankan tugas panggilan suci yaitu mengembalikan masa kejayaan Romawi Kuno yang diberi nama Italia La Prima. Kebaktian yang mutlak kepada bangsa dan Negara menjadi prinsip dasar bagi pendidikan fasisme di Italia. Pada tahun 1922 itu Partai Fasis yang dipimpin oleh Benito Mussolini dan beranggotakan 50 ribu orang mengadakan long march ke Roma dengan tujuan menuntut Perdana Menteri Italia untuk mengundurkan diri. Raja Italia menunjuk Mussolini sebagai perdana menteri, mulailah pemerintahan dictator Mussolini ( 1922 - 1944 ).
Dengan paham fasisnya, Mussolini melaksanakan tindakan - tindakannya sebagai berikut.
a). Diadakannya perjanjian Lateran ( 1929 ) dengan Sri Paus di Roma, yang menghasilkan terbentuknya Negara
Vatikan seluas 44 ha. Selesailah soal Roma, yaitu pertentangan antara Paus dan pemerintahan Italia.
b). Untuk melaksanakan Italia Irredenta-nya , pada tahun 1934, Italia bersahabat dengan Perancis karena
khawatir terhadap kekuasaan Jerman.
c). Pada tahun 1936, Italia dapat menduduki Ethiopia sehingga Kaisar Ethiopia mengajukan protes ke LBB,
akhirnya Italia keluar dari LBB.
d). Membantu Jendral Franco dalam perang saudara di Spanol ( 1936 - 1939 ).
e). Italia menjalin kerjasama dengan Jerman untuk tidak saling mengganggu dalam mencapai cit - citanya
masing – masing.
Dalam waktu singtkat Italia dibawah Mussolini berkembang menjadi Negara kuat berpahamkan Fasisme. Mussolini yang berkuasa kemudian bertindak secara diktator seperti :
1). Mengangkat dirinya menjadi perdana menteri merangkap menjdi panglima angkatan perang;
2). Menempatkan anggota partai fasis dalam jabatan penting di pemerintahan
3). Menyingkirkan kaum oposisi dengan kekerasan senjata
4). Menghapuskan dewan perwakilan rakyat gaya lama
5). Mmebuat undang - undang berdasarkan dekrit dari pusat
6). Menghapuskan hak - hak asasi manusia
7). Melarang emigrasi, perceraian, dan pembatasan kelahiran agar jumlah penduduk bertambah cepat
8). Membatasi wewenang badan legislatif
9). Sri Paus diakui kekuasaannya sebagai kepala gereja yang berkedudukan di Vatikan
Setelah merasa kuat Mussolini segera melancarkan politik ekspansionisme dengan menyerang dan menduduki Abessinia dan Ethiopia pada tahun 1935. Untuk memperkuat kedudukannya Italia menjalin kerjasama yang erat dengan Jerman dibawah Hitler. Fasisme di Italia mempunyai kesamaan dengan Naziisme di Jerman, yaitu bersifat Ultra Nasionalisme, militerisme, antiliberalisme, diktatorisme, antiindividualisme, dan antikomunisme, bagi Fasisme berlaku semboyan semua untuk Negara. Dalam perkembangannya Fasisme kemudian menjadi penyebab meletusnya Perang Dunia ke II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar