Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam
waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies
baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Menurut teori evolusi,
makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu.
Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya
(mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun
genetis dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang
dari struktur aslinya dan akhirnyamenghasilkan berbagai macam spesies
yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah
makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal dari
makhluk hidup di masa lampau.
Evolusi : Pemahaman teori dan bukti evolusi
Ada dua macam evolusi, yaitu evolusi progressif dan evolusi regressif.
Evolusi progressif merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan
dapat bertahan hidup sehingga menghasilkan spesies baru. Evolusi
regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan mengalami kepunahan.
Teori Darwin dan Lamarck
Charles Darwin dianggap sebagai pencetus teori evolusi
sekalipun telah banyak ahli sebelum Darwin yang mengemukakan gagasannya
mengenai evolusi, antara lain Anaximander, Empeclodes, Erasmus Darwin,
Count de Buffon, dan Lamarck. Hal itu disebabkan karena dalam
mengemukakan pendapatnya Darwin menyertakan bukti dan alasan yang dapat
diterima di dunia ilmiah.
Teori evolusi menurut Jean Baptiste de Lamarck
Menurut Lamarck,
bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari
makhluk hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin
lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan
tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang
digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh
yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya
dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang
telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda
dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat
perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya
dari generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat
nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju daripada moyangnya. Teori
yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan ‘use and disuse’.
Pendapat Lamarck mengenai panjang leher jerapah
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.
Teori evolusi menurut Charles Darwin
Charles Darwin adalah
seorang naturalis berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi
berlangsung karena adanya proses seleksi alam (natural selection). Yang
dimaksud seleksi alam adalah: proses pemilihan yang dilakukan oleh alam
terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang
memiliki variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa bertahan hidup,
sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup inilah
yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan
lingkungan pada generasi berikutnya.
Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat
dijelaskan dengan teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah
punya variasi panjang leher, ada yang berleher pendek dan ada yang
berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun
berubah dan, berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek
tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga
tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap
dapat memperoleh makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan
hidup. Karena mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak
dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut.
Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.
Teori yang di kemukakan Darwin sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
- Ekspedisinya ke kepulauan Galapagos (Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat ini Darwin menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Terjadinya keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya.
- Pendapat Charles Lyell dalam bukunya “Principles of Geology“ yang menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup.
- Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.
Berdasarkan tiga hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya “On the Origin of Species by Means of Natural Selection” yang berisi dua hal pokok:
- spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, dan
- evolusi terjadi melalui proses seleksi alam
Contoh-contoh konsep yang mendukung teori Darwin
1. Percobaan August Weismann
Untuk
membuktikan apakah lingkungan menyebabkan perubahan sifat yang menurun
(teori Lamarck) Weismann melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus,
lalu mereka dikawinkan. Ternyata anak tikus yang lahir tetap berekor
panjang. Lalu anak tikus tersebut dipotong lagi ekornya dan dikawinkan
lagi, ternyata keturunan selanjutnya tetap berekor panjang. Langkah itu
dilakukan sampai dengan 21 generasi dan keturunan yang lahir ternyata
tetap berekor panjang.
Dari apa yang dilakukan, Weismann mengambil kesimpulan bahwa perubahan seltubuh
karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya.
Evolusi adalah proses yang menyangkut seleksi alam terhadap faktor
genetika. Individu yang memiliki variasi genetik yang sesuai dengan
lingkungan yang akan lestari dan memiliki kesempatan mewariskan gen yang
adaptif pada generasi berikut.
2. Kupu-kupu Biston betularia
Perhatikan perubahan lingkungan yang terjadi. Gambar kiri sebelum Revolusi industri, kupu bersayap gelap lebih gampang terlihat. Gambar kanan setelah Revolusi Industri, kupu bersayap terang yang lebih gampang terlihat. Ini mempengaruhi pergeseran peluang predasi.
Sekitar tahun 1850 yaitu masa sebelum berkembangnya revolusi industri di
Inggris, kupu Biston berwarna cerah lebih banyak daripada yang berwarna
gelap. Tetapi setelah berlangsungnya revolusi industri, ternyata kupu
yang berwarna gelap lebih banyak daripada yang berwarna cerah. Hal ini
dimungkinkan karena sebelum revolusi industri pohon di habitatnya masih
bersih, sehingga kupu berwarna cerah lebih adaptif, akibatnya sulit
untuk dilihat predator. Ketika berlangsung revolusi industri dan
sesudahnya, pohon dan daun habitat kupu tersebut tertutup oleh jelaga.
Ini berakibat kupu berwarna gelap lebih adaptif sehingga sulit dilihat
predator.
3. Seleksi alam berdasarkan resistensi
Evolusi dan adaptasi tidak selamanya membutuhkan waktu yang relatif
lama. Bakteri yang resisten terhadap penicillin misalnya, dapat
terbentuk dengan cepat. Kejadiannya juga diterangkan berdasar konsep
seleksi alam. Dimana dalam suatu koloni bakteri, hanya sedikit bakteri
yang bertahan hidup ketika penicillin diberikan. Namun beberapa lama
kemudian koloni bakteri yang resisten terhadap penicillin menjadi
banyak. Pada peristiwa ini penicillin hanya merupakan faktor pengarah
terhadap perkembangan populasi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Bukti Tentang Adanya Evolusi
Evolusi
dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara
bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah
dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang
tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada
dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi. Berikut ini merupakan
bukti-bukti evolusi yang ada.
1. Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama,
bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula
individu yang termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna,
ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu
spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang
terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi
karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan
habitat.
Perhatikan bahwa dalam satu keturunan pun akan selalu memunculkan variasi. Ini disebabkan karena pada perkawinan selalu terjadi rekombinasi gen.
Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan
menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh
karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang
menuju ke arah terbentuknya spesies baru.
2. Pengaruh penyebaran geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat
setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah.
Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut
harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi
bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya
penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua
tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang
luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan
susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan
adanya isolasi geografis.
Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi karena terseleksi secara alami oleh jenis makanan yang berbeda.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan
Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung
Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan
menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika
Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos.
Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan
hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya
yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup,
sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang berbeda,
burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di
Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda
dalam bentuk dan ukuran paruhnya.
3. Ditemukannya fosil di berbagai lapisan batuan bumi
Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau
jejak-jejak yang tercetak pada batuan. Darwin menyatakan bahwa fosil
yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda dengan fosil yang
terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu
bentuk perkembangan.
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang
ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari studi yang
dilakukan dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda
(Eohippus) yang hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda
modern sekarang (Equus), yaitu:
- tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
- leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh
- perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
- bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.
- adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya memanjang, kemudian disokong teracak.
Untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara : secara langsung dan tak langsung. Secara langsung dengan menetapkan umur batuan tempat fosil ditemukan. Cara yang ini kurang valid. Secara tak langsung dengan carbon dating menggunakan isotop C14. Cara yang kedua ini lebih valid.
4. Adanya homologi organ pada berbagai jenis makhluk hidup
Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan
kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog.
Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang
bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya
makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Homologi organ: perhatikan bahwa anggota gerak pada makhluk di atas memiliki bentuk berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki bagian yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan fungsi.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan
sirip depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar
yang berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang
berguna untuk berjalan.
Lawan dari homolog adalah organ yang analog, yaitu
organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tanpa
memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan organ-organ tubuh dari
berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tetapi bentuk asalnya
berbeda.
5. Studi perbandingan embriologi
Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata
menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla,
blastula, dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula
mereka memiliki satu nenek moyang.
Ernst Haeckel menyatakan dalam hukum Rekapitulasi yang dikemukakannya bahwa ontogenisuatu organisme merupakan rekapitulasi (ulangan singkat) dari filogeni.
Ontogeni adalah sejarah perkembangan individu mulai zigot sampai
dewasa. Filogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup dari bentuk
sederhana sampai dengan bentuk yang paling sempurna (evolusi).
6. Studi perbandingan biokimia
Bila membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata
hasilnya mendukung teori evolusi. Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip
dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah.
Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya
dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar